Sabtu, 25 Oktober 2008

Pondok takwa

mga qta ambil hikmah dri uraian singkat gw...


Rasulullah bersabda dalam satu hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-tirmidzi, yang berbunyi:
‘an abid darda, qaa la, sami’tu Rasulullahi sallallahu ‘alaihi wasallam, ya quu lu:
Fadhlul ‘alimi ‘alal ‘abidi kafadhlil qamari ‘alaa saa iril kawaa kib. Wa innal ‘ulamaa u waratsatul ambiyaa i…”

Yang bermakna:
“dari abi darda; saya mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: kelebihan seorang ‘alim dari seorang ‘abid (orang yang suka beribadah) seperti kelebihan bulan pada bintang-bintang, dan sesungguhnya ‘ulama itu pewaris para nabi”.
Dalam hadist tersebut rasulullah menjelaskan: seorang ‘alim (orang yang berilmu) lebih utama daripada seorang hamba yang gemar beribadah, yaitu hamba yang ilmunya sedikit.
Ada dua poin yang sangat menarik untuk diperhatikan:
 Yang pertama;
Orang yang ‘alim lebih utama daripada orang yang gemar beribadah.
ini artinya orang yang mempunyai ilmu memiliki kedudukan yang sangat tinggi, bahkan melebihi seorang ‘abid yang gemar beribadah namun tidak didasari ilmu yang memadai.
Yang dimaksud orang berilmu disini adalah orang yang memiliki ilmu dan mengamalkannya. Ilmu yang dimilikinya bagaikan cahaya yang dapat menerangi kegelapan. Sebagai seorang yang berilmu ia mengerti betul bahwa ilmunya harus dimanfaatkan, bukan untuk disembunyikan ataupun ditutup-tutupi dari khalayak ramai. Dengan ilmunya dia dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil, antara yang halal dengan yang haram. Dengan ilmunya ia dapat bribadah dengan baik, apa yang dikerjakannya mempunyai dasar, dan dalam berbuat sesuatu ia akan berhati-hati.
Dengan ilmunya pula ia dapat merubah keadaan dan cepat menyelesaikan masalah yang tengah dihadapinya.
Jadi, orang yang berilmu itu dapat memberikan manfaat kepada dirinya sendiri dan kepada insan lainnya. Disaat beribadah maupun beramal dilakukannya dengan benar sesuai dengan apa yang diketahuinya. Ia dapat menjadi panutan orang lain dengan ilmu yang dimilikinya.
Seseorang yang tidak berilmu dalam beramal tidak sesempurna orang yang berilmu. Bisa jadi apa yang dilakukannya tidak memberi manfaat pada dirinya, kalau untuk sendiri saja tidak bermanfaat, apalagi untuk orang?.
Maksud dari hadits rasulullah s.a.w yang mengibaratkan kedua jenis hamba tadi bagaikan bulan dan bintang-bintang adalah, orang yang ‘alim dengan ilmunya dapat menerangi orang lain laksana bulan yang dapat menerangi manusia dimalam hari. Namun orang ‘abid laksana bintang-bintang, artinya cahaya yang mereka pancarkan tidak seterang yang dipancarkan bulan.
 Poin kedua:
Para ‘ulama pewaris para nabi
Para ‘ulama(orang yang berilmu) bertugas sebagai pembawa amanat para nabi yang harus disampaikan kepada ummat manusia. Secara kesinambungan da’wah yang telah disampaikan oleh nabi dilanjutkan oleh para ‘ulama setelah beliau wafat. Seorang ‘ulama tidak memikirkan dirinya sendiri, dengan ilmu yang dimilikinya dia juga harus mengamalkannya, dan mengajarkan kepada orang lain. Dengan demikian keberadaan agama terus terpelihara dengan baik.
Karena begitu pentingnya sepak terjang para ‘ulama dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh muslim Rasulullah bersabda:
Yang intinya ilmu dimuka bumi akan dicabut oleh ALLAH dengan cara mewafatkan para ‘ulama.
sudah saatnya kita menuntut ilmu dengan penuh harap ridha allah demi kesempurnaan amalan kita, karena akan sia-sia saja bila kita beramal tanpa ilmu seperti yang Rasulullah paparkan dalam haditsnya.
Jadilah ahli ibadah seakaligus ahli manfaat, supaya jalan yang lurus tetap menjadi tumpuan kita. Semoga bermanfaat.
Pergi berlibur kenegeri barat boh pisang makanan cicem
Janganlah lupa membawa batu boh jambe kleeng makanan raja
Wahai pemuda-pemudi terhormat ulon tuan kon ureung malem
Apalah guna amal tanpa disertai ilmu cit hana me’oh bak pegah haba
Hadanallah waiyyakum ajma’in waakhirul kalam.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh !

Glitter Text @ Glitterfy.com

MUHAJIR

DRAMA GUE NIH

ni drama pertama gw


MARWAN TSUN ZHU
OLEH
MUHAJIR


Babak I
Adegan I
Di pagi itu ruangan kelas telah dipenuhi keributan, tiba-tiba Pak Nihat datang dengan menggandeng seorang anak berseragam sekolah lengkap.
Pak Nihat: (berjalan lurus kemeja guru, tetap merangkul tangan anak yang tadi). Selamat pagi anak-anak !
Seluruh siswa: selamat pagi pak! (serempak).
Pak Nihat: (merapikan kacamatanya). Anak-anak, kita kedatangan murid baru dari malang, Silakan kamu Perkenalkan diri ! (menatap marwan).
Marwan: selamat pagi kawan - kawan semua, kenalkan nama saya Marwan Tsun Zhu, saya pindahan dari SMU negeri 1 malang, Saya keturunan jepang, lahir di kota Hiroshima pada tanggal 17 maret 1992.
Rio: kok mukanya nggak hangus kena bom atom ya? (seisi kelas tertawa kecuali pak Nihat).
Pak Nihat: tenang anak –anak, saya minta semuanya tenang (semua siswa kembali tenang). Rio, kata-kata kamu itu nggak lucu !, (kepala rio merunduk), silahkan kamu lanjutkan wan…..! (kembali menatap marwan).
Marwan: baiklah, orang tua saya masih di Berlin, sekarang saya tinggal dengan nenek dan adik saya yang masih duduk dielas 3 SMP.
Alex: (mengacungkan tangan).
Pak Nihat: ya, ada apa Lex……? (mengarahkan pandangannya ke Alex).
Alex: kalau aku boleh tau, kamu udah punya pacar belum..?(Alex tertawa).
Seisi kelas: Hu…….hu…….!
Pak Nihat: Alex….!!! (dengan suara tinggi, menopang kedua tangannya dipinggang), pertanyaan kamu itu nggak berbobot, sekali lagi kamu menanyakan hal-hal seperti itu saya minta kamu keluar dari kelas saya. (seisi kelas kembali tenang). Baik, ada yang mau ditanyakan? (menatap seluruh isi kelas).
Diva: (mengacungkan tangannya).
Pak Nihat: ya, silahkan diva. (menatap kearah Diva.)
Diva: sebenarnya, kenapa sih kamu mau sekolah di Aceh? Kan masih banyak sekolah elit-elit lainnya di jakarta.
Marwan: emang sih di luar sono masih banyak sekolah yang bagus, tapi aku rasa fatih bilingual school ini lumayan bagus kok. Lagian jarang-jarang kan disekolah ada guru-guru impor.
Diva: terus makanan kesukaan kamu apaan?
Marwan: makanan? selama di aceh gue baru sempat nyobain tape aceh , terus ada juga timphan , Cuma itu keknya.
Pak Nihat: ada yang mau ditanyakan lagi sama Marwan? (pandangan ke seisi kelas). Ya suudah kalau tidak ada. Ok wan, silahkan duduk dibangku sana (menunjuk kearah bangku kosong yang ada didekat Nysa).
Marwan: (menuju ketempat duduk).
Pak Nihat: Anak-anak, mari kita lanjutkan pelajaran kita lanjutan minggu lalu, sekarang silakan buka halaman 121, tentang “Keanekaragaman Budaya”, sebelumnya ada yang tahu apa itu budaya ?.
Andi: (mengacungkan tangan.)
Pak Nihat: Iya….. silakan Andi…!
Andi: kalau menurut saya budaya adalah…. Sesuatu yang dihasilkan ataupun diciptakan oleh umat manusia.
Pak Nihat: Bagus, ada pendapat lain ? ayo Nysa , apa yang dimaksud dengan budaya? (menatap kearah Nysa.)
Nysa:Belum dapat ide tentang itu Pak …!, kalau menurut bapak budaya itu apaan ? (Nysa tersenyum)
Belpun berbunyi mengiringi kata-kata Nysa.

Adegan II
Via: (berjalan kearah rosy yang lagi duduk di taman sekolah). Dari mana aja lo si?, gue capek nyariin lo dari tadi. (duduk disebelah Rosy).
Rosy: Emang kenapa ? gue lagi ada job ni. (menatap kearah Via).
Via: Ahh, jangan harap gue mau tau job lo itu, eh omong- omong lo udah tahu gossip terbaru disekolah kita belum ?
Rosy: (menyipitkan matanya). Gossip…..???? Apaan ?
Via: ada deh……..! (via tersenyum).
Rosy: Ihh via jahat, jangan buat gue penasaran dong…!
Via: Iya deh, tahu nggak disekolah kita ada murid baru yang guaaannnnteng abisSsSsS, Tapi…. (diam)
Rosy: Tapi apa? (terus menarik- narik lengan Via).
Via: lo sabar dikit napa sih…! Namanya aneh, kalau gue nggak salah dengar namanya Marwan .
Rosy: Marwan ? mana anehnya (memotong pembicaraan Via).
Via: makanya kalau orang ngomong didenger baik- baik. Nama cowok itu Marwan Tsun Zhu, dia anak IPA 2
Rosy: Nama nggak penting buat gue yang penting orangnya, heheheh… (rosy tersenyum).
Via: hati-hati ros, ntar Very ngambek gara-gara lo duain dia (menatap rosy serius).
Rosy: Nggak apa-apa lagi, asal lo nggak kasi tau, dia nggak bakalan tau,hee….hee…!
Via: dasar rakus lo…..! (Via tersenyum).
Rosy: tapi dia belum punya cewek kan? (menggoyang-goyangkan bahu Via).
Via: ya meneketehe (tersenyum).
Rosy: i…ih.. Via tega banget sih, kenalin dong sama cowok itu.
Via: gue aja baru liat dia tadi pagi, tapi gue rasa dia belum punya cowok kok, lo santai aja lagi (menatap Via). Nggak usah terlalu dipikirkan, peot pale lo ntar (tersenyum).
Rosy: ngantin yok, laper banget ni (menarik tangan Via).
Via: dasar perut karet, makan mulu lo, lo traktir ye. Gue lagi bokek ni (tersenyum).
Rosy: iya… iya, ntar gue traktir. Air putih doang ya? (Rosy tertawa, keduanya menuju kearah kantin).


Adegan III
Deny: (mendekat kearah marwan yang lagi makan bakso dikantin), ehhm….ehhm, rupanya Japanese suka bakso juga toh? (matanya sinis kearah marwan).
Nysa: Jangan gitu dong lo Den, apa lo juga suka bakso? kalau suka makan disini aja and kalau lo nggak punya uang ntar ditraktir kok sama marwan, (anak-anak dimeja itu tertawa riang mendukung Nysa).
Deny: Nggak sudi gue makan sama penjajah, najissss…..! (langsung meninggalkan kantin).
Marwan: ngapain lo bersikap kasar ke dia Nys, yang begituan kagak usah diladenin, kalau terus dibalas nggak bakal ada habisnya (menatap Nysa).
Nysa: lagian dia sih resek, ada aja ghibah yang ditebar sama dia tiap hari, bete tahu nggak.
Marwan: udah ahh, nggak usah dibesar-besarin lagi masalah yang begituan, (Marwan menyudahi makan bakso).
Nysa: lo emang baik ya wan (menatap marwan, manja,diam sejenak).boleh nggak aku tanya satu hal sama kamu wan?
Marwan: tanya apaan ? (Marwan memalingkan mukanya kearah Nysa).
Nysa: gue nggak ada maksud apa-apa ya, apa lo sudah punya soulmate? (mengerutkan kening).
Marwan: ya adalah, semua orang juga pasti punya soulmate, emang lo nggak punya?
Nysa: punya kok, siapa bilang nggak punya. (tersenyum lalu mengerutkan kening).
Tiba-tiba Via dan Rosy datang,
Via: eh Ros, lo liat deh itu cowok ganteng yang aku ceritain tadi (menunjuk kearah Marwan).
Rosy: mana…? Mana ? (mencari-cari muka yang dimaksud Via), bener kata lo Vi wajahnya nggak nahan oi (melotot kearah marwan).
Via: sabar dulu bos…..! tu liat Very juga lagi makan dimeja sebelahnya, bisa-bisa dia marah sama lo ntar, udah tahan dulu perasaan cinta lo ke cowok jepang itu Ok. (Via mengelus pundak Rosy).
Rosy: cewek disebelah dia itu siapa ?, ganjen banget, pakek sok caper lagi.
Via: sabar dong neng, santai aja. (memukul pundak Rosy dengan pelan). Dia namanya Nysa, anak IPA2, kawan sekelasnya si cowok itu. Lagian gue rasa mereka Cuma berkawan doang kok, nggak lebih…! (menatap rosy).
Rosy: Cuma sebatas kawan kan ? (menyipitkan mata kearah Via).
Via: iya, gue bakal bantu lo kok buat deketin tu cowok. Nyok makan, gua udah lapar ni gara-gara nasehatin lo dari tadi. (menarik tangan Rosy dengan kuat masuk kekantin) .
Rosy: pelan-pelan dong….! (mengikuti arah tarikan Via).
Very: Eh Ros, gabung kesini aja sama kita-kita. (menarik dua kursi dari meja lain).
Rosy: Iya…. Ya, (menuju kemeja Very, melirik nysa).
Marwan dan Nysa meninggalkan kantin seusai membayar bang kantin.

Adegan IV
Suasana di kelas IPA 2 sudah terlihat tenang ketika Bu Deswita (guru fisika sekaligus wali kelas IPA2) memasuki ruangan kelas.
Bu Deswita: Assalamu’alaikum anak-anak!
Siswa: wa’alaikum salam Bu (serempak).
Bu Deswita: ada yang belum datang? (melirik seisi kelas).
Deny: kayaknya Japanese belum nongol tu! (matanya tajam kearah Nysa).
Nysa: mungkin dia lagi dalam perjalanan Bu, dia kan baru pindah dari Malang jadi wajar kalau dia telat, lo jangan sembarang nuduh orang deh Den ! ( menatap Deny). Apa nggak ada kerjaan lain selain ngibahin orang tiap hari! (mata sinis kearah Deny)
Nysa: tu dia datang (menunjuk kearah Marwan yang baru masuk keruang kelas). Benar kan bu apa yang saya bilang.( menjulurkan lidahnya kearah Deny).
Bu Deswita: sudah – sudah nggak usah diperdebatkan, kamu dari mana aja wan? (menoleh kearah Marwan).
Marwan: anu Bu, saya harus ke apotik dulu, karena nenek saya sakit, jadi saya sedikit telat (kepala Marwan menunduk).
Deny: pasti alasan doang tu Bu, udah hukum aja biar dia tau rasa (pandangan siswa tertuju pada Marwan).
Bu Deswita: benar apa yang kamu bilang barusan Wan? coba kamu jujur saja sama ibu, ibu janji kalau ibu tidak akan menghukum kamu (menatap Marwan, Marwan merundukkan kepala).
Marwan: benar kok Bu, saya jujur kalau ibu nggak percaya ibu boleh nge-cek kok dirumah,suer ! (sambil mengangkat telunjuk dan jari tengah).
Bu Deswita: (mengarahkan pandangannya kearah Deny).
Den, kamu keluar sekarang! (menunjuk kepintu).
Deny: tapi kan saya nggak telat bu(kepala merunduk).
Bu Deswita: keluar, ibu nggak mau dengar alasan kamu.
Marwan: (menuju tempat duduknya).
Lima menit kemudian
Bu Deswita: anak – anak hari ini kita akan ada ulangan harian, bab momentum seperti yang telah ibu janjikan minggu lalu.(seusai berbicara didepan kelas langsung keluar memanggil Deny).
Bu Deswita: Den…! Kemari kamu, silahkan kamu kerjakan soal didalam kelas (sambil menyerahkan soal ulangan).
Deny: (ketempat duduknya mengambil peralatan ujian, lalu kembali kedepan kelas).
Bu Deswita: dengar anak – anak semua, ini contoh yang tidak baik untuk ditiru, ibu harap kedepan tidak ada lagi yang bersikap seperti itu, paham………!
Seisi kelas: paham bu !

Adegan V
Marwan: (keluar dari ruangan kelas, dengan menggandeng tas ditangan kanannya).
Deny: (ketika melihat marwan melewati pintu kelas, langsung merebahkan kaki kanannya, dan Marwanpun jatuh tersungkur kelantai, kepalanya berdarah dibagian dahi).
Deny: lo rasain tu…! Dasar penjajah lo, gara-gara lo gue dihukum tau, sekarang lo terima pembalasan gue.
Marwan: maaf Den, gue nggak pernah punya maksud ngebuat lo dihukum seperti tadi, gue benar – benar minta maaf banget sama lo (menjulurkan tangan kanannya berniat salaman).
Deny: (menepis tangan Marwan ). Nggak sudi gue baikan sama penjajah seperti lo (langsung meninggalkan sekolah).
Marwan: gue sadar Den, emang dulu orang jepang pernah nyakitin bangsa lo, emang dulu mereka menjajah Negara lo, tapi sekali lagi plis den, jangan sebut-sebut gue penjajah, karena gue nggak seperti yang lo maksud dan satu lagi yang perlu lo tahu. I’m an Indonesian, I’m not a japanese . (Marwan langsung bangkit dan segera pulang kerumah).
Keesokan harinya.
Marwan: (memasuki ruangan kelas).
Nysa: ya ampun, kenapa kamu Wan? (menunjukkan kearah perban yang ada di dahi Marwan).
Marwan: nggak kenapa – napa kok, Cuma terjatuh dikamar mandi karena buru – buru kesekolah.
Nysa: tapi kamu nggak kenapa – napa kan?
Marwan: (menggeleng – gelengkan kepalanya).
Nysa: sukur deh (Nysa menatap Deny dari jauh).
Deny: (memperhatikan pembicaraan keduanya dari tadi).
Nysa: apa lo liat-liat, ada ngutang? (Tanya Nysa dengan amarah tak terkendali).
Deny: ngapain sih lo bela-belain Japanese itu, bikin rusak moral aja tahu nggak, dia itu udah menjajah kita.
Nysa: jangan-jangan lo lagi yang ngebuat Marwan trluka kayak gini.
Deny: nggak ah, gue nggak tahu persoalan itu.
Nysa: ngaku aja deh lo? Nggak usah sok jagoan lo disini, lo pikir gue takut sama lo? (menopang kedua tangan di pinggang).
Deny: maksud lo apa nuduh-nuduh gue kayak gitu? Lo udah bosan hidup ye?
Nysa: jadi lo pelakunya? (mendekat kearah Deny), tega banget sih lo sama kawan sendiri (menolak Deny dengan tangan kanannya). Lo tahu nggak sih kalau dia anak baru disini, mikir dong lo pakek otak (menolak Deny dengan kedua tangan).
Marwan: sudah-sudah, bukan dia pelakunya kok (menarik tangan Nysa).
Deny: lo denger sendiri kana apa yang dia bilang barusan, bukan gue pelakunya, jangan aal nuduh dong……!
Nysa: belagu lo, nggak tahu diuntung.
Deny: lo yang nggak tahu diuntung.
Adegan VI
Diruangan IPA5.
Rosy: (mendekati meja Via). Vi, bantuin gue dong deketin tu cowok, gue benar-benar suka sama tu cowok (menarik-narik tangan Via dengan pelan).
Via: iya Ros gue lagi mikir ni (menopang kedua tangnanya di kepala).
Iwan: (masuk keruangan kelas, IPA5). Hi rud, apa kabar lo?
Rudy: baik lo?
Iwan: gue juga (Iwan berhenti ngobrol sama rudy dan mendengar percakapan Rosy dan Via).
Rosy: cepetan dong Vi, jangan kelamaan mikirnya, ntar dia keburu sama cewek lain.
Via: iya-iya, makanya lo yang sabar dong. Begini, gue punya rencana: untuk menaklukkan hati sang Marwan Tsun Zhu (tersenyum).
Rosy: jangan gitu lo ah, cepetan dong, gimana caranya? (menarik-narik tangan via).
Via: sekarang serius ya.
Rosy: awas kalau nggak…!
Via: (tersenyum). Begini bos, lo PDKT aja dulu sama dia, sering nyapa dia, sering cemez dia, bila perlu sering main kerumah dia, gitu…!
Rosy: buset deh…! Gue aja belum gitu kenal sama dia, gimana mau kerumahny? (menyipitkan mata).
Via: Ros-Ros, lo kan bias mulai dari sekarang , nah kalau lo ntar udah deket sama dia, baru lo ungkapin perasaan lo…! (mengelus-ngelus kepala Rosy).
Rosy: tapi lo yakin kan sama rencana lo ini?
Via: percaya deh sama gue, kalau emang dia sama lo emang jodoh gue yakin 100% lo bakal dapetin dia (tersenyum).
Rosy: yaudah gue mulai besok, kalau dia mau jawab sapaan gue berarti bisa lanjut ke babak selanjutnya, (tertawa).
Via: emang Tinju pakek babak segala? (tersenyum).
Rosy: iya kali (tersenyum).
Iwan: o… gitu ye, ternyata lo mau selingkuh sama Marwan anak baru (mengangguk-anggukkan kepalanya). Awas ya, gue laporin sama Very ntar….! (tersenyum sambil keluar menuju ruangan Very, IPA6).
Adegan VII
Dalam perjalanan pulang Deny dihadang oleh sebuah geng yang akrab disapa “Geng nero”, ketika Deny sudah mendekat kearah mereka:
Ruiz: eh bocah ngapain lo lewat sini, apa lo nggak tahu kalau ini daerah kekuasaan gue haahh? (berjalan kearah Deny).
Deny: ampun bang, romoh saya ada dibelokan sana (sambil menunjukkan ke belokan yang ada didepan sana). Cuma ini satu-satunya jalan menuju ke sana.
Ruiz: halah… gue nggak peduli alas an lo, sekarang kalau lo mau lewat gue minta jatah gue..! mana? (menjulurkan tangan kanannya meminta uang Deny).
Deny: maaf bang saya lagi nggak punya duit, kapan-kapan aja ya…!
Ruiz: enak aja lo, kagak bisa. Ada duit lo lewat, kalau nggak ada lo ngemis sana (berjalan kembali kearah kawannya).
Deny: (berlari, namun berhasil dicegat sama kedua anggota Geng Nero tersebut).
Len: mau kabur lo ya (melayangkan pukulan ke kepala Deny).
Deny: ampun bang, sakit… sakit…
Ruiz: makanya kalau dibilang denger, apa lo budek, hahh?
Deny: (menggeleng-gelengkan kepala).
Tiba-tiba Marwan melewati blok itu.
Marwan: eh, jangan keroyokan dong, kalau berani kesini satu lawan Satu (menopang tangan kanan di pinggang).
Ruiz: lo denger Len….! Satu lawan satu (tertawa). Ok, siapa takut (mendekati Marwan).
Marwan: (sambil berlari langsung menendang ruiz tepat di lehernya).
Ruiz: (terjatuh, tak bisa bangkit lagi).
Len: (berlari kearah Marwan serta mengayunkan tangan kanannya).
Marwan: (mengelak, serta memukul Len dibagian punggung).
Len: (terjatuh, lalu bangkit lagi dan mengeluarkan pisau dari sakunya).
Deny: hati-hati Wan…!
Marwan: sip… deh (menanpakkan jempolnya).
Len: (berusaha menusuk Marwan, dari depan, samping).
Marwan: (mengelak lalu melompat dan menendang Len di jidatnya ).
Len: (terjatuh, tak sanggup bangkit lagi).
Marwanpun menggotong Deny pulang.
Adegan VIII
Melihat Marwan sedang duduk di taman, Rosypun mendekatinya.
Rosy: hai Wan…!
Marwan: hai….!
Rosy: boleh gue duduk disini nggak?
Marwan: oh iya, tentu. Silakan ! (menggeser pantatnya).
Rosy: kenalin nama gue Rosy, gue anak IPA5. Ada yang mau gue omongin sama lo, boleh nggak?
Marwan: sure , tentang apa?
Rosy: begini Wan, gue punya cowok namanya Very, tapi tadi gue udah rencanain mau nembak lo karena gue suka sama lo.
Marwan: apa? Suka sama gue?
Rosy: dengerin dulu Wan, masalahnya sekarang tadi ada kawan Very yang denger percakapan gue sama Via, sekarang Very mutusin gue, sebenarnya gue masihs saying banget sama Very, gue nggak bisa pisah dari dia (menangis).
Marwan: udah dong jangan nangis…! Gue bakal coba ngomong ntar sama Very, mudah-mudahan aja dia mau terima lo lagi. Lagian gue udah terlanjur suka sama Nysa, jadi walaupun lo nembak gue dengan berat hati gue bakal nolak lo.
Rosy: tolong bantuin gue balikan sama dia ya…!
Marwan: insya Allah ya.
Very mendekat kearah keduanya.
Very: oh ini cowok baru lo…? (tertawa).
Rosy: (menundukkan kepala).
Marwan: lo jangan salah paham dulu deh Ver, gue nggak pacaran kok sama dia.
Very: udah deh nggak usah banyak alasan, gue nggak mau dengar ocehan konyol lo, ok.
Marwan: terserah deh, yang perlu lo tahu, dia datang kesini buat lo, karena dia masih sayang sama lo, seharusnya lo ngerti dong perasaan dia.
Very: nggak usah belagu, pacaran-pacaran aja.
Marwan: lo yang nggak usah belagu, lo ngerti nggak sih kalau dia masih sayang sama lo.
Very: benar Rosa apa yang dibilang Mawan? (sambil menaruh kedua tangan di baju Rosy).
Rosy: (mengangguk-anggukan kepala).
Very: sebenarnya gue masih susah banet ngelepas lo Ros, karena lo cinta pertama aku, lo maukan balikan lagi sama aku and ngejalani seperti dulu lagi (menatap Rosy).
Rosy: gue juga sayang sama lo..! kamu janji nggak bakalan ninggalin aku lagi ya…?
Very: (mengangguk-anggukan kepala). Thank’s ya Wan…!
Marwan: sami-sami
Keduanya bergegas pergi meninggalkan Marwan.
Adegan XI
Seluruh siswa telah berkumpul dihalaman sekolah, tak lama kemudian Pak Narwi (kepala sekolah) mengumumkan beberapa pengumuman penting.
Pak Narwi: murid terbaik minggu ini adalah (diam, lalu). Marwan………..!
Anak-anak: marwan….Marwan….Marwan…..Marwan
Pak Narwi: silahkan naik ke pentas.
Marwan: (menuju ke pentas).
Pak Narwi: selamat ya….! (memeluk Marwan).
Seusai mengambil hadiah, Marwan kembalike tempat semula.
Deny: selamat ya wan, ternyata nggak semua Japanese penjajah (memeluk marwan sambil tertawa).
Marwan: thank’s.
Nysa: selama ya wan…!
Marwan: yup, oh iya gue boleh ngomong sesuatu nggak?
Nysa: apaan sih? (mengerutkan kening).
Marwan: gue suka sama lo…! (membisik ke telinga Nysa).
Nysa: ngacok lo ah, kemaren kan lo sendiri yang bilang kalau lo udah punya soulmate, ya kan?
Marwan: emang, keluarga gue merupakan soulmate yang gue maksud, kalau pacar sih belum punya (menggaruk-garukkan kepala dan tersenyum).
Nysa: yaudah kita jadian aja (tersenyum).
Merekapun bahagia. Ternyata nama bukanlah suatu alamat untuk menandakan sifat orang, egois telah menghancurkan persahabatan, hanya kepedulian sesama yang dapat mengokohkannya.


Glitter Text @ Glitterfy.com