Kamis, 04 Juni 2009

Masa- Masa Yang Tak Pasti

Lihatlah ke langit yang cerah

Begitu indah nan elok bangunannya

Semuanya berpadu atas kuasa- Nya


Walaupun lelah, tetap kukayuh bahtera

Umpama badan mesjid itu adalah hati kecilmu

Kubah- kubahnya, itulah aku

Mengendarai cintamu hingga ujung masa


Awan- awannya sebagian tlah menghitam

Itulah hatiku kini…

Kadang hampa menghampiri

Masih saja kesabaran menghiasi

Laksana sinar disekelilingnya


Jalan lika- liku tlah kau tempuh

Masihkah kau tahu arah kembali?


kubah itu semakin tinggi

Meski

Kau jua tak kan pernah kutemui

Bukanlah itu nasibku

Itulah mata hatimu kini…

Kau semakin jauh tak berarah


jalan untuk kembali kadang sengaja kubuat

Namun tak jua kau mengerti

Kau semakin jauh

Kau masih menyesali itu

Meski kata maaf tlah kuberi


Apabila kau melihat bangunan disekitarnya

Adakah bangunan yang lebih besar dan lebih tinggi?

Tahukah kamu….

Itulah besarnya cinta yang sedang kita bina

Tak ada insan yang menandingi cinta kita


Namun kau masih membisu, kenapa?

Mengertilah….

Hampa terasa mengenyam dada

Pahamilah….

Aku masih membutuhkanmu

hampa kini

Hati yang keras telah tinggal abu
Masih saja kau bertenang diri…

Saat nafas kebencian kuhembus…
Masih terasa kejamnya sikapmu
Kau pergi dengan tangisan yang amat sangat

Apa yang kau tahu tentangku?
Saat waktu itu berakhir
Kau masih saja bersantai

Tanpa ampun gumam hatiku kini kau rasa
Bak tsunami yang menghancurkan tiap nafas

Kini kau tangisi semuanya…
Sadarkah kau kini…?
Atau fitnah yang akan kau tanam lagi

Bertahun- tahun ku coba berhenti mengingatmu
Namun lambaian tanganmu di tiap mimpi seperti nyata

Berjuta wanita yang kujumpai…
Namun bayangmu masih meratu…

Apakah aku masih mengharapakanmu…?
Ataukah ini cuma rindu biasa…